::.Headline Bottom.::
|
Dalam setiap pertandingan Persib Bandung, penampilan bobotoh beraneka
ragam. Namun akhir – akhir ini ada “sesuatu” yang berbeda. Bahkam
menjadi booming di kalangan bobotoh maupun masyarakat sunda pada
umumnya. Penggunaaan ikat kepala atau totopong semakin menjamur. Dan ini menjadi kebanggaan Bobotoh dapat melestarikan budaya Sunda.
Dibawah ini tulisan dari berbagai sumber yang menjelaskan asal muasal dan arti iket atau totopong.
Di Jawa Barat khususnya masyarakat Sunda, tutup kepala yang dibuat dari kain dikenal dengan sebutan iket atau totopong atau udeng, semuanya adalah pelindung kepala yang berfungsi sebagai kelengkapan berbusana. Di samping itu ada pula dudukuy
yaitu tutup kepala yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan seperti bambu,
kayu dan daun yang hanya berfungsi sebagai pelindung kepala dari panas
dan hujan.
Pada zaman dahulu iket juga mencerminkan kelas dalam masyarakat,
hingga tampak jelas perbedaan kedudukan seseorang (pria) dalam kehidupan
sehari-hari. Di samping itu iket Sunda juga sebagai bagian
dari kelengkapan berbusana yang digunakan juga untuk memenuhi kebutuhan
budaya yang dikaitkan dengan nilai budaya, adat istiadat serta pandangan
hidup masyarakat.
Makna Iket Sunda
Pada mulanya kata iket merupakan kata umum yang artinya ikat atau ikatan. Akan tetapi karena sesuatu yang diikatnya itu kepala (pria) dan berlangsung saat dangdan atau dangdos atau berdandan akhirnya kata iket itu menjadi kata khusus atau istilah yang mengandung pengertian ikat kepala.
Pada mulanya kata iket merupakan kata umum yang artinya ikat atau ikatan. Akan tetapi karena sesuatu yang diikatnya itu kepala (pria) dan berlangsung saat dangdan atau dangdos atau berdandan akhirnya kata iket itu menjadi kata khusus atau istilah yang mengandung pengertian ikat kepala.
Iket dipandang dan dianggap tepat sebagai benda yang dapat
melindungi kepala saat melakukan aktifitas dan sekaligus menjadi
atribut sosial. Bentuknya yang beragam diciptakan sebagai simbol yang
berkaitan dengan keagamaan, upacara adat, dan status sosial tokoh-tokoh
masyarakat yang dianggap mempunyai peranan dalam suatu kelembagaan
Iket berpadanan kata dengan totopong dan udeng (bahasa Sunda halus). Di-totopong berarti mengenakan tutup kepala menurut aturan tertentu. Bentuk totopong itu ada yang disebut Bendo, Porténg, Lohén, Barangbang Semplak atau Mantokan, Kuda Ngencar dan Paros Nangka atau Kebo Modol”.
Iket sebagai bagian dari kelengkapan anggoan pameget (busana pria)
memiliki nilai estetik tinggi. Iket sebagai tutup kepala memiliki nilai
yang lebih berharga dibandingkan dengan tutup kepala yang lain, karena
dalam proses pembentukannyamemerlukan kejelian, keterampilan, ketekunan,
kesabaran dan rasa estetika yang tinggi dari pemakainya. Hal ini akan
membuktikan bahwa iket dapat mencerminkan status simbol pemakainya.
Selain itu iket juga memiliki makna secara ilmu pengetahuan dan
kepercayaan,iket sangat erat kaitannya dengan unsur tauhid dan budaya.
Iket memiliki makna mengikat seperti ikatan yang terbentuk dari tali.
Iket juga berarti totopong yang berasal dari kata tepung (bertemu) yang
mengalami pengulangan dan perubahan kata dasar te menjadi toto. Tepung
artinya bertemu, bertemu dalam hal ini maksudnya simbol dari bertemunya
ujung kain karena dibentuk simpul sebagai lambang silaturahmi. Iket
mengandung makna mengikat kepala. Obyek yang diikat adalah kepala
(pria). Kepala memiliki makna sebagai pemimpin tubuh dengan isinya yaitu
otak. Otak merupakan tempat pikiran dan organ manusia sebagai ciri
manusia makhluk mulia ciptaan Tuhan. Dengan otak ini manusia memiliki
cipta, karsa, rasa sehingga mampu berpikir. Dengan memakai iket,
kepala sebagai organ penting dapat dilindungi.
Iket dibentuk dari kain berbentuk bujur sangkar yang memiliki empat sudut. Keempat sudut itu memiliki makna sebagai sudut kereteg haté (kereteg = perasaan atau suara yang timbul dengan sendirinya, haté = hati. kereteg haté
diartikan sebagai niat), ucapan (lisan), tingkah (sikap), dan raga
(badan) yang kemudian kain itu dilipat dua membentuk segitiga sama kaki
dengan tiga sudut. Ketiga sudut tersebut mencerminkan tiga azas
tritunggal kesetaraan dalam hidup kemasyarakatan yakni tritangtu yang
terdiri dari resi pemimpin agama, rama (pemimpin rakyat) dan perebu
(pemimpin wilayah).
Diharapkan azas ini dijalankan dengan keharmonisan antara tekad,
ucapan, tingkah laku yang terangkum dalam raga manusia. Iket juga
memiliki makna ngawengku (mengikat) segala urusan yang berhubungan
dengan keduniawian seperti yang disampaikan bahwa iket digunakan oleh
para Saéhu. Saéhu adalah seorang pemimpin rakyat yang saé jadi hulu, saé
hubungannana, tiasa ngiket kana sagala persoalan kamasyarakatan jeung
kahirupan (bagus untuk dijadikan ketua atau pemimpin, bagus hubungan
sosialnya, mampu mempersatukan dan menyelesaikan
Iket Sunda pada masa dahulu merupakan salah satu kelengkapan busana
pria yang sangat penting. Penggunaan iket bagi masyarakat Sunda
berfungsi sebagai:
a. Penutup rambut.
b. Pelindung kepala.
c. Alat untuk melindungi diri.
d. Alat untuk membawa barang.
e. Alat untuk menyimpan barang.
f. Sebagai sajadah pada saat melaksanakan sholat lima waktu
g. Simbol status sosial pria atau sebagai simbol yang menunjukkan identitas dalam lingkungan pergaulan sehari-hari. Simbol ini ditunjukkan melalui model dan jenis kain yang digunakan untuk iket.
h. Penghormatan terhadap kedudukan seorang pria seperti digunakan apabila menghadap priyayi, pejabat pemerintah setempat dan ulama.
a. Penutup rambut.
b. Pelindung kepala.
c. Alat untuk melindungi diri.
d. Alat untuk membawa barang.
e. Alat untuk menyimpan barang.
f. Sebagai sajadah pada saat melaksanakan sholat lima waktu
g. Simbol status sosial pria atau sebagai simbol yang menunjukkan identitas dalam lingkungan pergaulan sehari-hari. Simbol ini ditunjukkan melalui model dan jenis kain yang digunakan untuk iket.
h. Penghormatan terhadap kedudukan seorang pria seperti digunakan apabila menghadap priyayi, pejabat pemerintah setempat dan ulama.
Dewasa ini fungsi iket Sunda secara umum sebagai:
a. Salah satu penanda etnis Sunda.
b. Penanda etnis Sunda pada busana adat.
c. Penanda etnis Sunda pada busana tari pertunjukan.
a. Salah satu penanda etnis Sunda.
b. Penanda etnis Sunda pada busana adat.
c. Penanda etnis Sunda pada busana tari pertunjukan.
pemakaian totopong diharapkan bisa benar-benar mewakili budaya Sunda.
Banyak cara yang dilakukan untuk menunjukan kecintaan masyarakat
terhadap budayanya, salah satunya dengan mengenakan ikat kepala yang
bernama totopong.
Sumber :
http://botn.or.id
Karakteristik Iket Sunda di Bandung dan Sumedang
http://botn.or.id
Karakteristik Iket Sunda di Bandung dan Sumedang
Tidak ada komentar :