::.Headline Bottom.::
|
|
Bobotoh bersikaplah teladan, “Nyunda, Nyakola”, bukankah itu yang sering diteriakkan? itulah yang dikatakan editorial untuk Bobotoh Persib.
Kisah ini terjadi selang beberapa menit sebelum insiden yang menimpa pewarta foto sore
itu. Babak kedua, para fotografer berjejer tepat di depan Bobotoh Tribun
Utara, hal yang tak dapat diduga, salah seorang dari fotografer terkena
lemparan Mercon berwarna merah, tepat sekali menggeliat di bawah kaki
salah satu kru BOTN. benda itu terlempar berasal dari jajaran Tribun
Utara, mengenai kepala seorang fotografer dan nyaris melelehkan seragam
tanda pers yang ia kenakan. Pewarta foto itu kesakitan bertekuk di
tanah, hingga menarik perhatian pewarta foto lainnya. Marah, jelas,
karena insiden itu sangat membahayakan keselamatan kami sebagai pencari
berita.
Apa sebenarnya motivasi dibalik tindakan ini? Mengapa harus dilempar?
Keraguan mulai muncul, seperti itukah sikap Bobotoh Persib?
Banyak sekali hal yang tak terduga sore itu, mulai dari perkelahian
singkat di tribun utara yang berawal dari spanduk kecaman anti damai,
pelemparan botol ke lapangan, hingga pelemparan mercon yang mengenai
kepala seorang fotografer–dan semuanya itu ulah Bobotoh di tribun Utara.
Dalam tulisan ini, penulis dengan tegas mengajak dan terus
mengingatkan agar perilaku Bobotoh dapat terus diperbaiki. Untuk ajakan
macam ini apakah penulis terlalu kolot ? Ingat, fanatisme terhadap sepak
bola itu menyenangkan–dalam hal yang positif kata ‘menyenangkan’ itu
dapat dibenarkan, namun apabila fanatisme tersebut dituangkan dalam hal
yang negatif, kata ‘menyenangkan’ dapat berubah menjadi kata
‘menyeramkan’.
Tidakkah terpikir sebagian orang menganggap supporter sepak bola itu
menyeramkan? Mungkin apabila perilaku Bobotoh terus menerus seperti ini,
supporter sepak bola Bandung akan lebih ditakuti masyarakat dibanding
geng motor. Anggaplah, stadion itu rumahmu ketika tim kesayanganmu bertanding.
apakah kekesalan harus direalisasikan lewat lemparan? Oh tidak.
Pernahkah terpikir, dedikasi apa yang telah diberikan untuk tim
pujaan hati? Ambil saja sikap sederhana yaitu menonton pertandingan
dengan nyanyian dan teriakkan, itu saja. Tunjukkan pada tim kebanggaan
kita, Persib, bahwa Bobotoh benar-benar “Nyunda, Nyopan dan Nyakola”.
Harapan penulis, mulai musim depan, jangan ada lempar-lemparan lagi. hayu urang robah babarengan, da jelema mah teu aya nu sampurna, tapi kenapa tidak, toh ini juga untuk kebaikan Persib juga, kebanggaan kita semua.
Usung Bobotoh Yang Damai yo....!

Tidak ada komentar :