KONTAK SAYA

Email Twitter Facebook

KONTAK SAYA

Email Twitter Facebook

Search

KONTAK SAYA

Email Twitter Facebook

KONTAK SAYA

Email Twitter Facebook

::.Headline Bottom.::

Tampilkan postingan dengan label Persib Bandung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Persib Bandung. Tampilkan semua postingan

Hilton Disiapkan Jadi Starter

Striker yang baru saja di rekrut dari Sriwiyaya F.C, Hilton Moreira bakal diberi kesempatan tampil sejak menit pertama saat PERSIB melakoni laga kandang menjamu Persepam Madura United (MU) di Stadion Si Jalak Harupat, Minggu (19/5).


Pekan lalu, debut Hilton bersama PERSIB sendiri diwarnai kemenangan 3-1 atas Persela Lamongan. Mengenakan nomor punggung delapan, 'Si Anak Hilang' yang musim lalu meninggalkan PERSIB demi Sriwijaya FC, lebih dulu dicadangkan oleh sang pelatih Djadjang Nurdjaman pada babak pertama.

Ia baru dimainkan usai turun minum ketika Persib sudah unggul 3-1. Hilton masuk pada menit ke-69 menggantikan Kenji Adachichara. Seperti biasa, aksi Hilton memukau para fans PERSIB yang memadati stadion meski tak menyarangkan gol di laga tersebut.

“Hilton kondisi fisiknya bagus. Proses selama 3 hari latihan terakhir bersama tim dia berhasil adaptasi. Untuk itu saya tak ragu ia diturunkan sejak menit pertama,” ujar Djadjang, Jumat (17/5).

Hilton sendiri diharapkan mampu berkontribusi bagi tim Maung Bandung yang berusaha mengincar tiga poin penuh dari Persepam. Tujuannya tak lain yakni terus mengejar poin dari pemuncak klasemen, Persipura Jayapura.

“Target kita menang, karena wajib hukumnya mengamankan partai kandang. Setiap pertandingan penting bagi kami saat ini,” tegas Djadjang.

PERSIB sendiri berpeluang menggeser Sriwijaya FC di peringkat ke-2 setelah jarak 2 poin saja yang memisahkan kedua klub. Sriwijaya mengumpulkan 39 poin dengan 19 laga, sedangkan PERSIB di peringkat 3 dengan 37 poin dari 17 pertandingan. (source : here)

Suntik Motivasi Tim, Manajemen Datangkan Motivator


Maman mengatakan, pemberian motivasi yang diberikan dinilainya adalah sebuah usaha manajemen untuk memperbaiki psikologis bertanding para pemain.

"Pemberian motivasi mendatangkan orang khusus. Itu sangat bagus untuk kebaikan tim. Karena tujuannya untuk mengembalikan rasa percaya diri pemain untuk bisa menang besok. Ada motivasi baru yang masuk dan saya merasakan sendiri. Asal kita yakin, kita bisa. Kita optimistis bisa memberikan yang terbaik pada pertandingan besok," ujarnya kepada wartawan di kantor PT PBB, Jalan Sulanjana Kota Bandung, Jumat (4/5/2012) malam.

Sementara itu, motivator yang ditunjuk Harri Firmansyah mengaku, mundurnya Umuh sebagai manajer dipastikan berpengaruh terhadap kondisi psikologis tim. Untuk itu, dalam motivasi yang diberikan, dia menekankan, para pemain harus sanggup menghadapi rintangan seberat apapun.

"Mereka kehilangan bapak. Jelas berpengaruh dengan psikologis mereka. Tugas saya, ya untuk memotivasi tim agar tidak terpengaruh dengan hal lain, selain pertandingan besok. Mudah-mudahan, setelah ada pemberian motivasi tadi, mereka bisa menghadapi rintangan apapun di depan mereka. Keinginan menang, harus kita tumbuhkan agar besok bisa menang,

Satu per Satu Pemain Mulai Tinggalkan Persib

Satu per Satu Pemain Mulai Tinggalkan Persib
Dimulai dari Hilton Moreira yang lebih dulu menyatakan resmi berkostum Sriwijaya FC pada 26 Agustus 2011 lalu. Hilton adalah pemain asing pertama yang telah habis masa kontraknya bersama Persib sejak Juli lalu.

Selanjutnya disusul Nova Arianto akan menandatangani kontrak bersama Sriwijaya FC, Kamis (8/9/2011) sore ini di Pelembang. Keputusan tegas Hilton memang mengundang reaksi dari para pemain Maung Bandung lainnya yang sudah tidak sabar menunggu keputusan dari manajemen soal masa depannya.

Saat ini, ada beberapa pemain yang sudah mengisyaratkan bakal segera menjalin kesepakatan kontrak bersama tim Indonesia Super League (ISL) lainnya, seperti penyerang timnas Indonesia Cristian Gonzales yang diklaim Persisam Putra Samarinda sudah resmi akan bergabung musim depan.

Meski manajer Gonzales, Eva Nurida Siregar belum mau berkomentar soal kepindahan suaminya ke Persisam, namun Presiden Direktur PT Putra Samarinda Indonesia Harbiansyah Hanafiah mengatakan, sudah menegaskan 99,9% Gonzales resmi milik Persisam.

Bahkan, Harbiansyah menegaskan, hanya 1% nilai yang dapat membatalkan kedatangan bomber yang akan habis masa kontraknya bersama Persib pertengahan September. Gonzales sekarang tinggal menunggu tugasnya selesai membela Timnas Indonesia di ajang Pra Piala Dunia Zona Asia Grup E. Setelah itu, dia akan bergabung dengan skuad Persisam.

"Gonzales memang belum bisa datang ke Sini (Samarinda), dia bilang ke saya masih konsentrasi dengan Timnas dulu. Saya pikir, itu tidak masalah. Yang jelas 99,9% dia menyatakan bermain untuk Persisam Putra,� terang Harbiansyah seperti dilansir situs resmi Pusamania (kelompok suporter Persisam), Selasa (5/9/2011).

Selanjutnya, Gilang Angga Kusuma pun dikabarkan tengah didekati Persiraja Banda Aceh. Bahkan pemain bernomor punggung 12 itu sudah melakukan pertemuan dengan pelatih Persiraja yang merupakan mantan pemain Persib era 1980-an Herry Kiswanto di Bandung sebelum Hari Raya Idul Fitri.

Terakhir Dias Angga Putra juga memutuskan ikut bersama pelatih Persib musim lalu, Daniel Roekito bersama Gonzales, Johan Yoga Utama ke Persisam. Masih ada beberapa pemain lainnya yang masih tertutup karena belum menemui kesepakatan. Seperti Siswanto yang kabarnya tengah didekati dua tim, yakni Semen Padang dan Sriwijaya FC, serta Isnan Ali oleh Persikota Tangerang, dan beberapa pemain muda lainnya yang masih malu-malu untuk mengungkapkannya.

Menanggapi banyaknya pemain Persib yang sudah berpaling ke tim lain, Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar mengaku tidak bisa mencegahnya. Pasalnya, Persib sendiri hingga kini memang belum bisa memberikan kepastian apapun soal masa depan mereka musim depan.

Sejak jauh-jauh hari, Umuh pun sudah menghawatirkan para pemainnya akan banyak yang meninggalkan Persib karena hingga saat ini belum satupun pemain yang disodori perpanjangan kontrak oleh PT Persib Bandung Bermarabat (PBB). Padahal meski kompetisi ISL musim 2011/2012 bakal bergulir pada 14 Oktober 2011.

Umuh menjelaskan, selama ini dirinya sudah berusaha keras mencari pelatih dan pemain berkualitas untuk menghuni skuad Persib musim depan. Hal itu dilakukan usai menerima mandat dari Dirut PT PBB Glen Sagita beserta anggota Tim Empat lainnya, yakni dua komisaris PT PBB Kuswara S Taryono dan Zaenuri Hasyim.

"Saya sudah berusaha keras siang dan malam mencari pelatih untuk Persib musim depan. Tetapi keputusan bukan di tangan saya, yang memiliki wewenang untuk memtuskan soal pelatih adalah Pak Glen sebagai pemegang saham. Tetapi yang perlu diingat saya sudah berusaha maksimal dan memperjuang demi kemajuan Persib ke depan," terang Umuh.

Dia pun berharap pertemuan internal Tim Empat yang akan digelar JUmat (9/9/2011) di Jakarta akan menghasilkan keputusan akhir soal siapa pelatih Persib musim 2011/2012 medatang.

"Dalam pertemuan besok, mau tidak mau harus diputuskan siapa pelatih yang akan ditunjuk, beserta pemain yang akan dipertahankan dan didatangkan serta jadwal latihan. Dan semua itu, sebetulnya manajemen tim sudah menyiapkannya mulai dari pelatih hingga pemain, hanya tinggal menunggu restu dari Pak Glen. Karena kick off kompetisi musim depan sudah disepakati dalam pertemuan PSSI kemarin yaitu 14 Oktober. Pokoknya paling lambat Sabtu harus sudah diumumkan," pungkas Umuh

Sejarah Persib







Sebelum bernama Persib, di Kota Bandung berdiriBandoeng Inlandsche Voetball Bond ( BIVB ) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.
Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega didepan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.
BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung ( PSIB ) danNational Voetball Bond ( NVB ).
Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabung kedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana,Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi. Di Bandung pun saat itu pun sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken ( VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan � kelas dua �. VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib dilakukan dipinggiran Bandung�ketika itu�seperti Tegallega dan Ciroyom.
Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang didalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan dipusat kota, UNI dan SIDOLIG.
Persib memenangkan � perang dingin � dan menjadi perkumpulan sepakbola satu- satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya.Klub- klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNU dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG ( kini Stadion Persib ), dan Lapangan SPARTA ( kini Stadion Siliwangi ). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.

Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepakbolaan yang dinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga diseluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai. Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.
Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar diberbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta.
Pada masa itu prajurit- prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta. Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya.
Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda ( NICA ) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.
Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, decade 1950- an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953- 1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah- pindah secretariat. Walikota Bandung saat itu R. Enoch, membangunkan Sekretariat Persib di Cilentah.
Awal Persib memiliki gedung yang kini berada di Jalan Gurame, adalah upaya R. Soendoro, seorang overste replubiken yang baru keluar dari LP Kebonwaru pada tahun 1949. Pada waktu itu, melalui kepengurusan yang dipimpinnya, Soendoro menghadap kepada R. Enoch yang kebetulan kawan baiknya. Dari hasil pembicaraan, Walikota mendukung dan memberikan sebidang tanah di Jalan Gurame sekarang ini.
Pada saat itu, karena kondisi keuangan yang memprihatinkan, Persib tidak memiliki dana untuk membangun gedung, Soendoro kembali menemui Walikota dan menyatakan, � Taneuh puguh deui, tapi rapat ditiungan ku langit biru,� kata Soendoro.
Akhirnya Enoch juga membantu membangun gedung yang kemudian mengalami dua kali renovasi. Kiprah Soendoro sendiri didunia sepak bola diteruskan putranya, antara lain, Soenarto, Soenaryono, Soenarhadi, Risnandar, dan Giantoro serta cucunya Hari Susanto.
Dalam menjalankan roda organisasi beberapa nama yang juga berperan dalam berputarnya roda organisasi Persib adalah Mang Andun dan Mang Andi. Kedua kakak beradik ini adalah orang lapangan Persib. Tugas keduanya, sekarang ini dilanjutkan oleh putra dan menantunya, Endang dan Ayi sejak 90-an. Selain juga staf administrasi Turahman.
Renovasi pertama dilakukan pada kepemimpinan Kol. CPM Adella ( 1953- 1963 ). Kini sekretariat Persib di Jalan Gurame itu sudah cukup representatif, apalagi setelah Ketua Umum H. Wahyu Hamijaya ( 1994- 1998 ) merenovasi gedung tersebut sehingga menjadi kantor yang memadai untuk mewadahi berbagai kegiatan kesekretariatan Persib.
Kemampuan Persib menjaga nilai- nilai dan tradisinya serta menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tentu tidak lepas dari figur Ketua Umum bukan hanya figur yang berkemampuan mengelola organisasi dalam artian agar organisasi itu terus hidup, melainkan juga figur yang mampu menggali potensi dan mengakomodasikan kekuatan yang ada, sehingga kiprah Persib dalam kancah sepakbola nasional terus berlangsung lewat berbagai karya Persib.
Hingga saat ini, Persib masih menggunakan Stadion Siliwangi untuk memainkan laga kandangnya. Stadion ini lolos bersyarat sertifikasi BLI sehingga layak untuk digunakan di kompetisi Liga Super Indonesia. Kapasitas Stadion yang hanya 20.000 ini membuat seringnya terjadi pembludakan penonton, seperti ketika Persib menjamu Selangor FA (Malaysia) dalam sebuah pertandingan persahabatan, juga ketika Persib menjamu Persema Malang di Divisi Utama tahun 2007.
Pada Indonesian Super League 2008/2009, Persib terpaksa harus meninggalkan Stadion Siliwangi setelah terjadi kerusuhan ketika menjamu Persija Jakarta pada pekan kedua. Ditambah situasi politik yang sedang memanas akibat berlangsungnya Pemilu 2009, Kepolisian Kota Bandung tidak lagi mengeluarkan surat ijin menyelenggarakan pertandingan di Stadion Siliwangi bagi Persib. Sebagai alternatif, dipilihlah Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, sebagai �home-base� hingga akhir musim kompetisi.
Berdasarkan permasalahan itulah Pemerintah Kota Bandung berencana membangun Sarana Olahraga baru, termasuk stadion, di kawasan Gedebage. Stadion itu sendiri, yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada awal 2008, ini diproyeksikan untuk menjadi home-base Persib serta untuk menyelenggarakan SEA Games tahun 2011 nanti. Stadion ini juga direncanakan untuk digunakan pada Porprov Jawa Barat 2010. Saat ini, kontrak pembangunan stadion yang rencananya akan diberi nama West Java Stadium ini telah diperoleh PT Adhi Karya Tbk dengan nilai Rp495,945 miliar. Diperkirakan, pembangunan stadion ini akan memakan waktu 883 hari. Untuk lapangan latihan, Persib menggunakan Stadion Persib di Jl. Ahmad Yani. Stadion yang dulunya dikenal dengan nama Stadion Sidolig ini direnovasi sejak tahun lalu. Kini di stadion tersebut terdapat lapangan latihan dengan rumput baru dan trek berlari serta di sampingnya terdapat mess untuk tempat tinggal para pemain dan staff Persib serta untuk kantor. Pada pertengahan bulan Juli diadakan rencana renovasi tahap kedua, yaitu merenovasi bagian depan stadion yang sekarang ini hanya merupakan ruko-ruko tempat menjual kaos Persib dll. Rencana ini menimbulkan kerisauan bagi para pedagang di sekitar Stadion Persib karena mereka tidak akan mendapat penghasilan jika diwajibkan mengosongkan lahan bisnis mereka.
Sejak diresmikan, pernah bocor dan ambruk akibat pipa air yang bocor. Belum lagi masalah rumput lapangan yang mengering karena terlamess persib sudah beberapa kali mendapatkan masalah. Atap ruang VIP di mess itu sering dipakai. Akhir-akhir ini atap mess juga bocor akibat musim hujan, sehingga menyebabkan licinnya lantai dan terganggunya aktivitas. Letak Stadion Persib yang berada di Jl. Ahmad Yani yang merupakan pusat keramaian juga membuat istirahat para pemain terganggu dan mudahnya para bobotoh untuk masuk ke dalam stadion.
Salah satu catatan unik dari tim ini adalah ketika menjuarai kompetisi sepak bola Perserikatan yang untuk terakhir kalinya diadakan, yaitu pada tahun 1993/1994. Dalam pertandingan final, Persib yang ditulang-punggungi oleh pemain-pemain seperti Sutiono Lamso dan Robby Darwis mengalahkan PSM Makassar. Kompetisi sepak bola Galatama dan tim-tim Perserikatan di Indonesia kemudian dilebur menjadi Liga Indonesia (LI). Pada laga kompetisi LI pertama tahun 1994/1995, Persib kembali menorehkan catatan sebagai juara setelah dalam pertandingan final mengalahkan Petrokimia Putra Gresik  dimana gol tunggal pada pertandingan tersebut dicetak oleh Sutiono. Persib juga merupakan salah satu klub Indonesia yang berhasil mencapai babak perempat final Liga Champions Asia.
Persib Bandung memiliki penggemar fanatik yang menyebar di seantero provinsi Jawa Barat dan Banten, bahkan hampir di seluruh wilayah Indonesia, mengingat catatan historis sebagai tim kebanggaan dari ibu kota provinsi Jawa Barat. Penggemar Persib menamakan diri sebagai Bobotoh. Pada era Liga Indonesia, Bobotoh  kemudian mengorganisasikan diri dalam beberapa kelompok pecinta Persib seperti Viking, Bomber, Rebolan, Jurig Persib, Casper dan Persib-1337. Viking merupakan organisasi Bobotoh dengan jumlah anggota terbanyak dan tersebar di penjuru Jawa Barat, Banten, Kalimantan, dan daerah-daerah lain di Indonesia. Adapun Bomber sekarang sudah bergabung dan menjadi salah satu distik Viking dengan nama Viking The Bomberman.
Viking memiliki hubungan yang sangat kelam dengan kelompok suporter Persija Jakarta, The Jakmania. Sudah banyak peristiwa maupun insiden-insiden yang terjadi akibat permusuhan abadi dua suporter garis keras ini. Bahkan pihak kepolisian maupun PSSI dan PT Liga Indonesia pun sudah berulangkali meminta Viking dan The Jak untuk berdamai. Namun, sama sekali tak ada titik terang untuk mendamaikan mereka. Hingga kini, Viking seringkali menyanyikan lagu-lagu rasis untuk menghujat tim yang mereka benci setiap kali mereka menyaksikan klub kebanggaan mereka bertanding, walaupun Persib dan Persija tidak sedang saling bertarung dalam satu pertandingan. Pada saat Persib dan Persija bertemu, biasanya pihak Polda Metro Jaya (bila pertandingan akan dilaksanakan di Gelora Bung Karno) dan pihak Polwiltabes Bandung (bila pertandingan akan berlangsung di Stadion Siliwangi atau di Stadion Si Jalak Harupat) akan berpikir dua kali untuk mengeluarkan izin pertandingan tersebut karena begitu besarnya potensi terjadinya kerusuhan antara suporter kedua tim.Semua kerusuhan dan kekacauan dimulai dari kesalahan Jakmania. Menurut banyak saksi, Jakmania dulunya merasa iri dengan keberhasilan gemilang dari tim Persib. Mereka merasa putus harapan dengan tim kebanggaan mereka yaitu Persija yang seringkali kurang memuaskan. Viking padahal seringkali meminta damai, tapi dengan sikap Jakmania yang bisa dibilang anarkis dan rasis, Vikingpun akhirnya tidak tahan. Yang mengakibatkan mereka masih bermusuhan sampai sekarang.
Viking pernah dibilang sebagai suporter paling fanatik, karena kefanatikkannya, Viking dapat menjadi contoh bagi para Suporter lainnya di Indonesia.
Blog ini saya dedikasikan Untuk sahabat Saya di Bandung Odieh yang pertama kali mengenalkan saya Kepada PERSIB sewaktu saya di Bandung. PERSIB is LEGEND. Salam Friend.....

Radio Streaming

NYIT2 FM
ARDAn BAndung
Amoeba Pangkalpinang